Monday, November 10, 2014

Tanjungpura, Kerajaan Tertua Kalimantan Barat

Kerajaan Tanjungpura merupakan salah satu kerajaan terkenal di Kalimantan. Catatan kehadiran kerajaan tertua di Kalbar ini dapat dilihat dari naskah kuno dan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia. Menurut J.U. Lontaan, Kerajaan Tanjungpura dizamannya telah berkembang meluas, di utara berbatasan dengan Tanjung Datuk (Sambas), di Selatan berbatasan dengan Tanjung Puting dan di timur berbatasan dengan Kab. Sintang dan di sebelah barat dengan Kepulauan Tujuh dan Karimata. Karena ini hubungannya juga sampai ke kerajaan Banjar.

Pusat kerajaan ini terletak di Kabupaten Ketapang, yang kini merupakan salah satu Kabupaten terluas di Kalimantan Barat. Luas 35.809 Km2 (3.580.900 Ha). Daratan 33.209 Km2, perairan 2.600 Km2. Panjang pantai 335 Km2, (separuh dari panjang pantai Kalbar). Penduduk 427.158 orang, yang terdiri atas 222.149 laki?laki dan 205.009 perempuan.(Sensus Penduduk 2010).

Sejarah masa lalu dengan peradabannya, sangat penting bagi pembangunan daerah, karena menyangkut sejarah asal usul dan perkembangan peradaban budaya suatu masyarakat. Karena itu pembangunan kebudayaan perlu terus dipacu untuk memotivasi rakyat, mengembangkan jati diri bangsa. Selain itu nilai-nilai warisan budaya lokal sangat penting dipelajari bagi pemberdayaan masyarakat, kearipan budaya Iokal (local indegeneos) sangat penting bagi pembangunan masyarakat. Berbagai aspek kehidupan termasuk pengelolaan lingkungan alam, seni budaya, telah terbukti mampu menjadikan ‘masyarakat yang mengembangkannya untuk tetap bertahan hidup. Sebagai daerah yang luas dan tua, banyak peninggalan budaya dan sejarah yang ada di Kabupaten Ketapang.

Keberadaan kerajaan Tanjungpura menurut para ahli memang tidak konsisten dan tidak stabil. Kerajaan ini selalu berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lain sesuai dengan masanya, baik karena pengaruh dari dalam maupun dari luar. Tidak langgengnya suatu kerajaan menjadikan catatan sejarah yang ada sangat sedikit.

Ketidak stabilan kerajaan Tanjungpura diduga karena selalu diserang kerajaan lain, banyaknya bajak laut (lanun), wabah penyakit, adanya pemberontakan dalam kerajaan, campur tangan penjajah dan degradasi kepemimpinan.

Berdasarkan catatan susunan dan ibukota kerjaan adalah sebagai berikut:
Pusat kerajaan Benua Lama (Desa Negeri Baru). Tahun 1350-1400.
  1. Raja Pertama: Prabu jaya dari Majapahit, beliau kawin dengan Putri Raja Ulu Aik;
Pusat kerjaan Sukadana. Tahun 1400-1717;
  1. Raja Kedua: Pangeran Prabu, Gelar raja Baparung, bin Prabujaya.
  2. Raja Ketiga: Karang Tunjung, yang diberi gelar pertama menjadi Penembahan.Tahun 1431- 1501;
  3. Raja Keempat : Kala Herang, Gelar Penembahan Bendala. Tahun 1502-1538;
  4. Raja Kelima: Sebiring Mambal, Gelar Penembahan Raja sehari, karena putra belum cukup umur. Tahun 1538-1550;
  5. Raja Keenam: Putra mahkota Giri Kusuma.Tahun 1550-1604;
  6. Raja Ketujuh: Raja Mas Jaintan Putri Raja Landak.Tahun 1604-1620;
  7. Raja Kesembilan: Syarif Hasan Bin Syeh Husin. Tahun 1622-1656;
  8. Raja Kesepuluh: Sultan Zainudin Bin Sultan Aliudin. Tahun 1656-1717.
Pusat emerintahan pindah ke Sandai dengan nama kerajaan Indralaya (1717-1762)
  1. Raja kesebelas : Sultan Zainudin Bin Aliudi. Pusat pemerintahan pindah ke Sandai dengan nama Kerajaan Indralaya. Tahun 1717 -1762;
Tanjungpura (1762-1845)
  1. Raja Keduabelas : Sultan Dirilaga Bin Sultan Zainudin. Tahun 1762-1824;
  2. Raja Ketigabelas : Ratu Fatimah Binti Sultan Muazidin.Tahun 1824-1829. Kawin dengan Raja Mempawah;
  3. Raja Keempatbelas: Gusti M. Zainudin Bin Gusti Mursal. Tahun 1629-1845 5.
Matan (Muliakerta), 1845-1924
  1. Raja Kelimabelas : Penembahan Gusti Muhamad Sabran Sultan Iradilaga. Tahun 1845-1924;
  2. Raja Keenambelas : Penemahan Gusti Muhamamd Saunan (raja terakhir). Tahun 1924-1943.
Share this article

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 BULETIN BORNEO • All Rights Reserved.
Distributed By Free Blogger Templates | Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger
back to top